Jangankan kami, pemerintah pun tak bisa bekerja sendiri tanggulangi bencana di negeri ini. Toh, walau masih berusia imut (idih muda teuing), Kami Aksi Relawan Mandiri (ARM) coba profesional. Bekerja berdasarkan rencana operasi (renops) yang sudah disusun berdasarkan kajian cepat dan mendalam. Puldat, pulket. Quick assessment, istilah kerennya. Ini melibatkan informan-informan lapangan yang disebut relokasi alias Relawan Lokal Aksi. Merekalah yang merekap data lapangan, menentukan rute akses, dan memandu pergerakan kami di lapangan.
Dalam Aksi Solidaritas Alumni IPB untuk Korban Banjir (Saiban) Jabodetabek 2020, salah satu relokasi kami adalah Teh Nenden. Beliau begitu antusias memberikan informasi baik tentang lokasi dan situasi terdampak bencana dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan warga terdampak. Feeling so good.
Hari-H, Ahad 5 Januari 2020, Tim Saiban ARM diterima Teh Nenden di rumahnya, di Villa Nusa Indah 1. Ibu sarjana Universitas Djuanda Bogor yang ramah ini ternyata sudah mengenakan baju hitam, celana dan kerudung oranye. Selaras dengan seragam relawan ARM hari itu.
Teteh kita ini sigap menyiapkan mencarikan lokasi parkir untuk kendaraan rombongan ARM. Ia juga menyediakan ruangan khusus untuk transit paket-paket bingkisan. Pun membuka rumahnya bagi puluhan Tim Saiban untuk bebersih dan ke kamar kecil.
Setelah briefing teknis, hanya dengan beralaskan sandal jepit Teh Nenden mengendarai motor dibonceng suaminya. Mereka jadi penunjuk jalan bagi Tim 2 yang dikomandoi Sekjen ARM Agus Rusli, mendistribusi bantuan ke Blok V di VNI. Lumpur yang tingginya sedengkul pun nenggelamkam sandal jepitnya. Alhasil, Teh Nenden akhirnya nyeker alias tak beralas kaki. Tetap gagah berjibaku berjalan dalam lumpur menemani relawan ARM yang mengenakan sepatu boots menyerahkan paket bantuan secara door to door.
Waktu jua yang membuat Tim 2 harus segera bergerak ke lokasi lain. Maka, sebagian besar paket bantuan yang belum sempat dibagikan, dititipkan ke Teh Nenden untuk diserahkan ke warga. Esoknya Teh Nenden mengajak relokasi-relokasi lainnya guna menunaikan amanah ARM. Foto-fotonya dia kirim.
Teh Nenden kami ‘’temukan’’ atas rekomendasi Ny Ida. Ia relokasi asal Perumahan AL Jatiasih, yang bersedia mendistribusikan bantuan untuk warga di Kemang Ify dan sekitarnya.
Dalam keadaan kehujanan dan celana kotor, Ny Ida turut menyambut kami di rumah Teh Nenden. ‘’Tadi jatuh waktu naik motor,’’ terangnya kenapa celananya berbalut lumpur.
Bersama Tim 1 yang dipimpin Ketum ARM Nurbowo, Ny Ida turut blusukan berjalan kaki sekitar 1 km ke Blok C VIII/RT 01/08 Perumahan Pondok Gede Permai. Lokasi terujung komplek ini mepet ke tembok Kali Cikeas. Saat banjir awal 2020, terendam air setinggi sampai 7 meter.
Dalam perjalanan mengarungi lumpur sepaha, Ny Ida kena razia Tim Brimob yang sedang kerj abakti. Ia tidak boleh melanjutkan perjalanan karena tidak mengenakan sepatu boots. ‘’Bahaya, banyak beling,’’ kata komandan Brimob.
Pergerakan Tim Saiban selanjutnya di-guide oleh relokasi Mas Nanto dan Arifin. Walaupun juga merupakan korban banjir, keduanya ringan tangan membantu kami di Perumahan Pondok Gede Permai.
Kami juga terbantu oleh relokasi Edy dan Syafa’at yang membuka kerjasama dengan DKM Mesjid Baitul Mu’min Jati Rasa. Di sini kami membagikan bingkisan untuk pengungsi ibu dan anak masing-masing 200 paket.
Alhamdulillah, terima kasih RELOKASI (Relawan Lokal Aksi)…berkat Anda semua…paket bingkisan dapat diterima oleh warga terdampak.
Salam Tangguh
WIKA