Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB) menyalurkan bantuan untuk korban bencana banjir bandang di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Misi kemanusiaan bertajuk Solidaritas Aksi Untuk Korban Banjir dan Longsor Garut (SABOGA) ini mendistribusikan 200 paket perlengkapan sekolah (tas dan buku) bagi siswa-siswi sekolah terdampak banjir, 100 lembar selimut, serta 300 eksemplar Al Quran.
Dalam misi SABOGA ini, ARM HA-IPB bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Alumni IPB Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Menurut Ketua Tim SABOGA ARM, Ali Fathoni, bantuan tersebut diberikan langsung kepada Kepala Desa Mandalakasih, Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Garut yang merupakan salah satu lokasi terparah dilanda banjir bandang, 12 Oktober 2020 lalu.
“Setidaknya ada empat titik lokasi yang akan kita tuju yakni Dusun Leuwisimar, Paas, Pamalayan dan Bojong,” kata Ali Fathoni.
Khusus untuk bantuan alat sekolah, ARM menyerahkan bantuan tersebut kepada Kepala Sekolah Dasar Paas 5 di Dusun Paas, sedangkan selimut difokuskan untuk masyarakat Dusun Leuwisimar.
Bantuan ini melengkapi bantuan awal ARM HA-IPB sebelumnya yang telah diserahkan saat masa tanggap darurat bencana tanggal 14 dan 15 Oktober 2020 silam berupa 40 boks mi instan ke Dusun Leuwisimar dan 18 jerigen desinfektan (total 90 liter) kepada masyarakat Desa Mandalakasih.
Menurut penuturan warga Mandalakasih, dari total 570 keluargayang terkena dampak banjir di desa tersebut, Dusun Lewisimar merupakan lokasi yang warganya terdampak paling banyak yaitu 270 keluarga, yang sebagian besar tinggal di lahan desa.
Seperti diketahui, 12 Oktober 2020 lalu, hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Garut mengakibatkan tiga sungai yaitu Sungai Cipalebuh, Sungai Cikaso, dan Sungai Cibera, meluap. Banjir melanda tiga kecamatan yakni Pamempeuk, Cibalong, dan Cikelet.
Tercatat 1.000 lebih warga terpaksa mengungsi. Dampak lainnya, sekitar 50-70 hektare (ha) pertanaman padi di Kecamatan Pamengpeuk rusak parah (puso). Kondisi lahan pertanian cukup memprihatinkan karena tertutupi lumpur dan bebatuan.
Berdasarkan Informasi Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Garut Benny Yoga, mayoritas lahan pertanian sawah adalah tadah hujan dan sistem irigasinya sederhana. Warga berharap ada program bantuan bagi petani yang sawahnya rusak, seperti pemulihan lahan sehingga lahan dapat ditanami kembali.
Harapan lainya adalah program pedampingan masyarakat sehingga merekatidak tergantung terhadap bantuan dari pemerintah dan donatur. Pewarta : ARM HA-IPB/pewarta Antara
Uploader : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA